Senin, 24 April 2017

Narasi Global Umat – Part 5

BARAT DAN MUSLIM EROPA

BARAT VS ISLAM MASIH RELEVANKAH ?

Terminologi Barat semakin rancu hari ini dengan perubahan demografi. Karena ia barat sama sekali tidak menunjukan sebuah entitas geografis. Barat adalah terminologi ideologis rasis. Barat adalah entitas kulit putih yang mewarisi peradaban Yunani-Romawi dengan latar budaya Kristen (Katolik-Protestan). Maka bukan hanya Eropa yang menyematkan istilah ‘western’, tapi juga Australia dan New Zealand yang letak geografisnya di timur.

Orang Amerika serikat menyebut dirinya mereka barat tapi belum tentu orang Kuba atau Venezuela. Ras kulit putih di London dengan pasti akan menyebut dirinya the genuine western (orang barat murni) tapi generasi ketiga imigran Pakistan pasti sulit mendefinisikan dirinya sebagai western. Bagaimanapun terminologi tersebut menjadi perdebatan serius bagi para ilmuwan sosial terlebih terhadap perubahan demografi yang terjadi besar-besaran di negara-negara Eropa. Masyarakat Eropa mendapat tantangan serius untuk mendefinisikan identitas mereka hari ini.

Jumat, 21 April 2017

Narasi Global Umat ~ Part 4

New Turkey

Perjalanan pergerakan di Mesir sangat berbeda dengan Turki dan AKP-nya. Diawali oleh Erbakan. Ia adalah sosok antagonis bagi militer Turki selama beberapa dekade. Erbakan mempunyai pandangan dakwah yang tegas, pilih Islam atau sekuler. Sehingga tema dakwah jama’ah Millî Görüş atau Visi Nasional, adalah perlawanan terhadap sekularisme. Erbakan mempunyai tipikal strategi yang mirip dengan IM Mesir, sehingga inilah salah satu alasan IM tidak membuka cabang struktural di Turki, karena Millî Görüş dianggap representatif sebagai lokomotif gerakan Islam.

Kamis, 20 April 2017

Narasi Global Umat ~ Part 3

Arab Spring or Fall?

Istilah ini mengisi seluruh media dunia sejak seorang pemuda Tunisia membakar diri pada Desember 2010 lalu menginspirasi revolusi yang menjalar ke berbagai negeri Arab.

Saya tidak akan membahas dengan detail kajian ini karena setiap negara mempunyai folder tahunan yang menumpuk tersendiri. Namun poin utama yang ingin saya sampaikan adalah tantangan narasi besar yang perlu diformulasi di kawasan ini, khususnya Mesir dan Turki.

Selasa, 18 April 2017

Narasi Global Umat ~ Part 2

TANTANGAN ZAMAN DAN NARASINYA

Innallah ba’atsa fi kulli ra’si miati sanah man yujaddidu laha dinaha”, “sesungguhnya Allah mengutus di setiap penghujung abad, pembaharu yang akan memperbaharui agama” hadist tersebut sangat memotivasi akal-akal besar umat Islam untuk selalu menjawab tantangan zamannya seperti Imam Syafi’I dengan ar-Risalahnya yang dianggap sebagai pembaharu pertama di abad kedua Hijri dengan kodofikasi ushul fiqhnya.

Tapi para ulama mengatakan bahwa hadist tersebut tidak selalu terpersonifikasi pada diri satu orang, karena ia bisa jadi sebuah kelompok atau entitas.

NARASI GLOBAL UMAT ~ Part 1

Bismillahirrahmanirrahim

Saudara-saudaraku, tulisan ini adalah anak pikiran dari hati yang gelisah. Gelisah melihat gap yang ternganga antara tantangan dakwah umat Islam di level nasional hingga global dengan kapasitas generasi muda muslim untuk mengeksekusi cita-cita Qur’an dan janjinya pada kemanusiaan.

Saya tidak berpretensi menawarkan sebuah grand narrative atau narasi besar untuk generasi muslim muda Indonesia dalam perannya mengisi gap itu. Tapi tulisan ini adalah pengantar untuk membuka perskektif atas problematika keumatan dan peradaban, yang suatu hari mungkin Allah menitipkan peran pergiliran kepemimpinan itu pada pundak pemuda-pemudi muslim Indonesia.

Oleh karena itu saya akan menekankan tulisan ini pada 3 pembahasan besar tentang sejarah, realitas, dan satu pembahasan peluang narasi baru pemuda abad ini. Pembahasan tentang realitas adalah tentang geopolitik negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslim dan negeri Barat, juga realitas tentang perubahan trend zaman dalam beberapa bidang.     

Sabtu, 14 Januari 2017

Murobbi Goblog

Oleh : Cahyadi Takariawan

Maafkan saya jika judul di atas tampak terlalu kasar dan vulgar. Kalimat itu terinspirasi oleh sebuah diskusi dengan kader-kader dakwah dari Kulonprogo, yang menyatakan bahwa saat ini perangkat tarbiyah sudah sangat canggih, namun justru terkesan menyulitkan dan tidak praktis. Berbeda dengan zaman dulu saat para murabbi belum mengenal berbagai sistem dan perangkat dalam manhaj tarbiyah, justru sangat PD membina dan menghasilkan kader handal. Mengapa sekarang justru banyak yang tidak PD membina, padahal perangkat sudah sangat lengkap?